Sinau dan ngaji bareng merupakan inovasi Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan pendampingan belajar bagi anak-anak di Balai RW serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa, guru, serta masyarakat untuk peduli terhadap pendidikan di Kota Surabaya. Sinau dan Ngaji Bareng Arek Suroboyo dilaksanakan di Balai RW dan sudah dapat dijumpai di seluruh kecamatan di Kota Surabaya. Syaratnya cukup mudah, yaitu kelurahan mengusulkan ke Dinas Pendidikan untuk dapat dilaksanakan program Sinau dan Ngaji Bareng. Kemudian Dinas Pendidikan melakukan pengecekan di lokasi dengan mempertimbangkan kesiapan balai RW, sarana prasarana, komitmen kelurahan dan warga sekitar serta terdapatnya anak usia sekolah untuk diselenggarakan pendampingan belajar dan mengaji.

Adapun tujuan pelaksanaan program sinau dan ngaji bareng adalah sebagai berikut:
  1. Membantu fasilitasi dan mendampingi anak untuk memahami, mengerjakan tugastugas yang diberikan di sekolah.
  2. Memotivasi siswa untuk semangat dalam belajar
  3. Memberikan wadah bagi siswa untuk bisa beraktivitas secara positif, rekreatif, dan
  4. produktif
  5. Meminimalkan dampak buruk terkait learning loss akibat pandemi Covid 19.

Pelaksanaan kegiatan "Ayo Sinau Bareng" bisa diikuti oleh para peserta didik setiap hari Senin dan Sabtu pukul 18.00-20.00 WIB. Sedangkan untuk pelaksanaan "Ayo Ngaji Bareng", bisa diikuti setiap Rabu pukul 18.00-20.00 WIB. Saat ini program sinau dan ngaji bareng sudah dapat diakses di 219 Balai RW, pada 129 Kelurahan dan 31 Kecamatan.

Terdapat 7.570 fasilitator yang terlibat di program Sinau dan Ngaji Bareng yang terdiri dari guru 5.662 fasilitator, mahasiswa 1.882 fasilitator dan masyarakat 26 fasilitator. Adapun fasilitator mahasiswa merupakan mahasiswa yang mendapat beasiswa Pemuda Tangguh dari Pemerintah Kota Surabaya serta mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas yang menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kota Surabaya, antara lain:

  1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
  2. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
  3. Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
  4. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
  5. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
  6. Universitas Airlangga.
  7. Universitas Muhammadiyah Surabaya
  8. Universitas Negeri Surabaya.
  9. Universitas Pembangunan Nasional
  10. "Veteran" Jawa Timur.
  11. Universitas Trunojoyo Madura.
  12. Universitas Muhammadiyah Surabaya.
  13. Universitas Brawijaya
  14. IPM Surabaya

Bapak Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa program sinau bareng juga merupakan sarana untuk meningkatkan atmosfer toleransi di Kota Surabaya. Dimana pengajar berasal dari para pemuda lintas agama yang dapat mengajarkan tentang pentingnya pengetahuan dan pengenalan agama bagi anak-anak di Kota Pahlawan. Kolaborasi dengan pemuka agama dan perguruan tinggi adalah wujud dari kebersamaan dan gotong royong yang diinginkan oleh Walikota Eri dalam membangun sebuah kota.

"Para pengajar atau mentor terbuka untuk warga pemeluk setiap agama. Mulai dari agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Maka, itu akan menjadi sangat indah untuk Surabaya," tutur Cak Eri Cahyadi.

Dalam rangka meningkatkan upaya monitoring yang terdigitalisasi, Dinas Pendidikan mempunyai aplikasi dalam bentuk web khusus untuk program Sinau dan Ngaji Bareng. Tutor melaporkan kegiatan belajar mengajarnya di website tersebut sedangkan ketua RW melaporkan di menu laporan RW.

Bagi peserta didik yang ingin mengetahui jadwal pembelajaran bisa mengakses langsung di website https://dispendik.surabaya.go.id/sinau-bareng. Hal ini berlaku juga bagi para volunteer atau relawan pengajar yang ingin mendaftarkan diri untuk terjun langsung membangun pendidikan serta pendidikan karakter di Kota Surabaya. Bagi dulur pembangunan yang ingin berpartisipasi aktif mencerdaskan arek-arek Surabaya dan membangun generasi emas di Kota Surabaya, dapat langsung mendaftar sebab tidak ada kualifikasi khusus bagi relawan pengajar. Hal ini dikarenakan konsep dari Program Sinau dan Ngaji Bareng adalah menumbuhkembangkan semangat belajar bersama warga Kota Surabaya.

Published in Berita

Surabaya City Government through the Board of Regional Planning and Research Development (Bappedalitbang) is once again holding the 2024 Surabaya Innovation Competition (Inovboyo).

The Head of the Board of Regional Planning and Research Development, Irvan Wahyudrajad, said that this competition aimed to encourage all levels of society as well as Local Government Department (Perangkat Daerah) in Surabaya to contribute their ideas of innovations for the advancement of the city. Bappedalitbang initiates this competition at the first place and organizes it every year to create an atmosphere encouraging people in Surabaya to think in creative ways and in the long term it is expected that innovation could be a culture for the city and a shared character of the society. Therefore, innovation is going to be an integral part of the city’s development and eventually, Surabaya will escalate as a barometer of innovation in Indonesia.

Therefore, Irvan gave the message and invited the entire community and local government working units to actively participate in this innovation battle since it could create an exceptional impact for Surabaya as well as for Indonesia. "Innovation is not only about a new application, innovation can be concrete solutions to problems that are now arising in society. Innovation can be a product, a service, a business model or strategy that allows the city’s issues to be solved better and faster. It doesn't have to be an application because there are too many applications already," said Irvan, on Saturday (20/1/2023).

The 2024 Inovboyo competition consists of three categories. The first is technological innovation based on websites, mobile apps, big data, Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), and Virtual Reality (VR). Second, innovation and invention in the economic sector. While the third category is non-economic technological innovation and invention.

Irvan further elaborated that there were some criteria for the innovations that could be registered for the 2024 Inovboyo competition. Primarily, the innovations have to introduce novelties in all or some elements. Apart from that, the innovations have to provide benefits to the city and society. Additionally, the innovations must not lead to inappropriate impositions or restrictions in the society as well as law violations. "The innovations also have to be relevant to the present concerns of Surabaya City Government and must be replicable," explained Irvan.

He continued that the Mayor of Surabaya, Eri Cahyadi, wanted the new innovations could relate and be applied to the recent prioritized programs of the City Government, specifically, environmental management, public street lighting system, education, flood management and digitalization.

Regarding the procedure of the 2024 Inovboyo competition, once the innovations are submitted, they will be selected by a team of judges from academics from Universities, the East Java Provincial Government, and the Indonesian Ministry of Home Affairs. Afterwards, 6 (six) winners of the best innovations will be selected and will receive coaching money, trophies and certificates from the Surabaya City Mayor.

For Surabaya populaces who would like to participate in contributing their innovations for the City’s development, please kindly register via the website merdeka.surabaya.go.id starting from January, 2024. Inovboyo previously broke the national record as the most participants in innovation competitions and therefore, was listed in the Museum of Indonesian Records (MURI) in 2022.

"Bappedalitbang encourages and accommodates all innovations, both external and internal," Irvan concluded.

Published in Berita
Page 1 of 3