Dengan berbagai keberhasilan dan pencapaian pembangunan kesehatan pada tahun 2023, sama sekali tidak membuat Bapak Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, berpuas diri. Tidak surut semangat dan harapan dari Cak Wali untuk membuat Kota Surabaya naik kelas dan berkiprah di kancah kesehatan internasional.
Setelah mencetak rekor prevalensi stunting terendah di Indonesia berdasarkan Studi
Status Gizi Indonesia, Kota Surabaya kembali menorehkan sejarah dengan deklarasi 100%
bebas buang air besar sembarangan pada bulan Maret 2023. Kota Surabaya juga berhasil
mempertahankan predikat terbaik pertama pada penilaian kinerja stunting oleh Kemendagri 2
(dua) tahun berturut-turut. Selain itu, Kota Surabaya mendapat berbagai penghargaan di skala
nasional dan internasional, seperti penghargaan ASEAN Environmentally Sustainable City,
penanganan Covid-19, Integrasi Layanan Primer, Kota Surabaya Bebas Frambosia, terbaik
pertama dalam inovasi pergerakan masyarakat dalam pelaksanaan imunisasi, serta
pelaksanaan Universal Health Coverage yang mencapai 100%. Yang tak kalah istimewa, Kota
Surabaya mempertahankan predikat Kota Sehat Swastisaba Wistara kali Ketiga yang
merupakan kategori kota sehat tertinggi di Indonesia. Disamping itu, Kota Surabaya meraih
gelar perdana sebagai terbaik 1 Nasional STBM Award kategori Pratama. Dengan semua
prestasi tersebut beserta upaya yang sistematis dan berkesinambungan untuk mewujudkan
kota sehat nan cerdas, Kota Surabaya dipilih oleh Kementerian Kesehatan untuk mewakili
Indonesia di World Health City Forum atau Forum Kota Sehat Dunia yang diselenggarakan di
Korea Selatan pada bulan November 2023.
Cak Wali menyampaikan bahwa formula sukses berbagai capaian pelaksanaan kota
sehat di Surabaya adalah kolaborasi semua pemangku kepentinan. Hal ini sesuai dengan arti
dan tujuan diselenggarkannya kota sehat. Penyelenggaraan kota sehat adalah perwujudan
suatu kondisi kota yang bersih, indah, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk yang
dicapai melalui terselenggaranya penerapan 9 (sembilan) tatanan dan kegiatan yang
terintegrasi dan disepakati masyarakat dengan Pemerintah Kota. Adapun 9 (sembilan) tatanan
kota sehat antara lain:
Walikota Eri Cahyadi menerangkan bahwa keberhasilan pelaksanaan kota sehat di Kota
Surabaya tak luput dari adanya kerja keras dari seluruh elemen masyarakat di Kota Pahlawan.
"Ada Forum Kota Sehat (FKS) di tingkat kota, kecamatan dan kelurahan. Ada juga
integrasi pelayanan kesehatan primer di puskesmas, pustu dan posyandu keluarga. Disamping
itu, ada Kampung Madani. Dengan Kampung Madani, pergerakan kesehatan juga bisa
berjalan sampai di level bawah," tutur Walikota Eri.
Wali kota yang juga akrab disapa Cak Eri itu mengungkapkan, diraihnya berbagai
prestasi dalam pelaksanaan kota sehat ini juga tak luput dari kerja keras dari ketua RT, RW,
LPMK, Kader Surabaya Hebat (KSH), Tim Pendamping Keluarga (TPK), hingga Tim
Penggerak (TP) PKK. Semua berperan serta aktif sehingga tercipta rasa saling peduli dan
gotong royong ketika ada warga yang sakit.
"Ini terus kita bentuk, supaya jangan sampai lagi ada warga yang sakit. Jadi kalau ada
yang sakit, atau hal lainnya, itu kita bentuk (tangani) bersama," ungkapnya.
Yang tak kalah penting dalam pembangunan kota sehat Surabaya adalah kontribusi dari
civitas akademika serta lembaga swadaya masyarakat. Sebagai contoh, Universitas Airlangga
memfasilitasi program Surabaya Emas dan 1P1P (1 Puskesmas 1 Pediatrician). Sedangkan
LSM seperti Tunas Hijau bergerak untuk meningkatkan kesadaran pelajar Kota Surabaya agar
berpartisipasi aktif dalam melindungi dan menjaga lingkungan. Beberapa kegiatan yang
dilaksanakan oleh Tunas Hijau antara lain, pemilihan Putra dan Putri Lingkungan Hidup,
sosialisasi mitigasi bencana serta kegiatan pelajar bersih-bersih pantai. Lebih lanjut, Koalisi
WASH yang terdiri dari UNICEF, Wahana Visi, Kotaku, IUWASH, WC-Koe, Habitat for
Humanity, Pertamina, Pelindo dan beberapa lembaga lainnya memegang peranan sentral
dalam perwujudan sanitasi total berbasis masyarakat di kota terbesar kedua di Indonesia ini.
Cak Eri menambahkan bahwa dikarenakan sinergi kuat tersebut, penanganan
kesehatan di Kota Surabaya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir. Mulai dari peningkatan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas, gerak cepat dalam menangani
penyebaran penyakit, penanganan stunting, open defecation free (ODF) serta jaminan
kesehatan untuk seluruh warga Kota Surabaya.
Eri memaparkan bahwa Pemerintah Kota Surabaya akan terus bekerja keras demi
meningkatkan derajat kesehatan warganya. Salah satunya dengan mendaftar pada jejaring
Kota Sehat WHO SEARO. Dengan pendaftaran tersebut, Surabaya akan didampingi oleh
WHO SEARO, WHO Indonesia serta Forum Kota Sehat Nasional terkait bagaimana cara untuk
meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan mental dari warga kota serta kualitas pembangunan
kota secara keseluruhan.
Kota sehat menurut WHO adalah kota yang secara berkesinambungan meningkatkan
kondisi fisik dan sosialnya serta memperluas sumber daya komunitas sehingga memfasilitasi
warga untuk mencapai potensi maksimum mereka. Organisasi kesehatan dunia (WHO)
mempunyai 6 (enam) kantor perwakilan di seluruh dunia dan untuk kawasan Asia Tenggara
dinamakan SEARO yang merupakan kepanjangan dari South East Asia Region.
Walikota Eri Cahyadi menandatangani surat pendaftaran Kota Surabaya menuju WHO
pada tanggal 11 Januari 2024. Di dalam surat tersebut, Eri menjelaskan bahwa Pemerintah
Kota Surabaya memperkuat komitmennya dalam pelaksanaan kota sehat serta siap
mengintegrasikan dan mensinergikan program Kota Sehat Surabaya dengan norma WHO
SEARO dan standar kesehatan di kancah internasional.
Pertemuan pertama antara WHO SEARO, WHO Indonesia dan Forum Kota Sehat
Nasional dengan Pemerintah Kota Surabaya dan Forum Kota Sehat Surabaya telah
dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2024. Dipimpin oleh Ibu Asisten Administrasi Umum dan
juga dihadiri oleh Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya serta perwakilan dari Perangkat
Daerah, Pemerintah Kota Surabaya menyatakan kesiapan mengikuti sertifikasi Kota Sehat
WHO SEARO.
Forum Kota Sehat Nasional yang diwaliki oleh Ibu Yuni Dwi Purwani menyampaikan
bahwa Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan mengapresiasi itikad baik dari
Bapak Walikota Surabaya untuk lebih mensejahterakan warganya dari sektor fisik maupun
social melalui jejaring kota sehat WHO SEARO.
“Saya sudah menyampaikan keinginan Kota Surabaya untuk mengikuti jejaring kota
sehat WHO SEARO ke Kemendagri dan Kemenkes. Kedua Kementerian sangat
mengapresiasi inisitiatif dari Bapak Walikota Surabaya,” Yuni menegaskan. Hal ini memperkuat
komitmen Kota Surabaya dalam mendukung program Indonesia Sehat di level nasional.